Gempa Kebumen (titik merah) berpusat di wilayah 40 kilometer dari garis pantai, 104 km dari kota Kebumen, pada kedalaman 88 km.
imo92.com - Gempa bermagnitud 6,5 yang terjadi di Kebumen pada Sabtu (25/1/2014) dan dirasakan di banyak wilayah Jawa berpotensi memicu gempa yang lebih besar.
Hal tersebut dikatakan oleh pakar tektonik Institut Teknologi Bandung (ITB), Irwan Meilano, kepada imo92.com hari ini.
Umumnya, setelah sebuah gempa cukup besar terjadi, para pakar tektonik dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan memperingatkan potensi adanya gempa susulan.
Namun, dalam kasus gempa Kebumen kali ini, peringatannya bukan hanya gempa susulan tetapi juga gempa yang terpicu (triggerred earthquake/event).
Gempa susulan selalu memiliki magnitud lebih kecil dari gempa utama. Namun, tidak dengan gempa yang terpicu.
"Bisa memiliki magnitud yang lebih besar dari gempa sebelumnya," kata Irwan yang merupakan doktor di bidang geofisika dari Nagoya University, Jepang, itu.
Irwan menuturkan, potensi adanya gempa terpicu terkait dengan lokasi gempa yang berdekatan dengan wilayah palung Jawa.
Gempa berpusat di wilayah 40 kilometer dari garis pantai dan pada kedalaman 88 km, di area yang disebut zona Benioff.
"Gempa yang terpicu mungkin terjadi mengingat di bagian dekat trench (palung) aktivitas kegempaannya memang sedikit," jelas Irwan.
Irwan menjelaskan, gempa yang terpicu bisa terjadi di segmen sebelah segmen gempa penyebab gempa yang terjadi pada pukul 12.14 WIB siang ini. Bisa dirasakan pula oleh wilayah yang luas.
Irwan menambahkan, "gempa yang terpicu juga bisa terjadi di kedalaman yang lebih dangkal dari siang tadi."
Sejauh ini, telah terjadi enam gempa setelah gempa utama Kebumen. Gempa terakhir terjadi pada pukul 15.39 WIB dengan magnitud 4,2.
Irwan menuturkan, enam gempa yang terjadi itu adalah gempa susulan, bukan gempa yang terpicu. Ia mengatakan, masih perlu diwaspadai kemungkinan adanya gempa yang terpicu.
imo92.com - Gempa bermagnitud 6,5 yang terjadi di Kebumen pada Sabtu (25/1/2014) dan dirasakan di banyak wilayah Jawa berpotensi memicu gempa yang lebih besar.
Hal tersebut dikatakan oleh pakar tektonik Institut Teknologi Bandung (ITB), Irwan Meilano, kepada imo92.com hari ini.
Umumnya, setelah sebuah gempa cukup besar terjadi, para pakar tektonik dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan memperingatkan potensi adanya gempa susulan.
Namun, dalam kasus gempa Kebumen kali ini, peringatannya bukan hanya gempa susulan tetapi juga gempa yang terpicu (triggerred earthquake/event).
Gempa susulan selalu memiliki magnitud lebih kecil dari gempa utama. Namun, tidak dengan gempa yang terpicu.
"Bisa memiliki magnitud yang lebih besar dari gempa sebelumnya," kata Irwan yang merupakan doktor di bidang geofisika dari Nagoya University, Jepang, itu.
Irwan menuturkan, potensi adanya gempa terpicu terkait dengan lokasi gempa yang berdekatan dengan wilayah palung Jawa.
Gempa berpusat di wilayah 40 kilometer dari garis pantai dan pada kedalaman 88 km, di area yang disebut zona Benioff.
"Gempa yang terpicu mungkin terjadi mengingat di bagian dekat trench (palung) aktivitas kegempaannya memang sedikit," jelas Irwan.
Irwan menjelaskan, gempa yang terpicu bisa terjadi di segmen sebelah segmen gempa penyebab gempa yang terjadi pada pukul 12.14 WIB siang ini. Bisa dirasakan pula oleh wilayah yang luas.
Irwan menambahkan, "gempa yang terpicu juga bisa terjadi di kedalaman yang lebih dangkal dari siang tadi."
Sejauh ini, telah terjadi enam gempa setelah gempa utama Kebumen. Gempa terakhir terjadi pada pukul 15.39 WIB dengan magnitud 4,2.
Irwan menuturkan, enam gempa yang terjadi itu adalah gempa susulan, bukan gempa yang terpicu. Ia mengatakan, masih perlu diwaspadai kemungkinan adanya gempa yang terpicu.