New Delhi, imo92 - Lamborghini menghadapi dilema di China. Pasalnya, muncul seruan untuk berhemat dan tidak menghambur-hamburkan uang oleh pemerintah pusat. Akibatnya, penjualannya menjadi turun.
Stephan Winkelmann, CEO Lamborghini yang dilansir Reuters, kemarin (23/9/2013) menyatakan, sebagai langkah antisipasi, Lambo mulai menggeser kiblat penjualannya ke India dan Amerika Serikat (AS).
"Sayang, tidak banyak orang China di pojok jalan lagi. Bagi kami, China sekarang sangat menantang," jelas Winkelmann. Tapi, Winkelmann tetap memandang China sebagai pasar besar dengan potensi luar biasa. Buktinya, saat ini tercatat sebagai pasar terbesar kedua Lambo di dunia setelah AS.
"Menurut saya, Anda tahu, kondisi politik lokal dan kebijakan pemerintah untuk sementara ini mempersulit orang membeli barang seperti ini (Lamborghini)," tukas Winkelmann.
Tahun lalu, penjualan Lambo di China jalan di tempat, yakni 230 unit mobil. Tahun ini, diprediksi turun menjadi 200 unit saja. Perlambatan pertumbuhan di China terjadi akibat kepemimpinan politik baru,dengan anjuran berhemat dan mengenakan pajak konsumsi baru.
"Sebelumnya, adalah pasar yang sangat berkembang dalam tiga tahun terakhir dan menjadi terbesar kedua di dunia. Tidak akan ada pasar yang bisa tumbuh lebih cepat pada periode yang sama dengan China," beber Winkelmann.
Potensi India
Melihat gelagat negatif di China, Lambo pun melirik India. Tantangan terbesar yang harus dihadapi di negara itu, beban pajak 100 persen untuk CBU mobil mewah. Belum lagi infrastruktur jalan yang belum rata, aspal berlubang dan kepadatan menambah daftar rintangan yang dihadapi Lamborghini di sana.
Melihat gelagat negatif di China, Lambo pun melirik India. Tantangan terbesar yang harus dihadapi di negara itu, beban pajak 100 persen untuk CBU mobil mewah. Belum lagi infrastruktur jalan yang belum rata, aspal berlubang dan kepadatan menambah daftar rintangan yang dihadapi Lamborghini di sana.
Tahun ini, Lamborghini berharap bisa menambah pundi penjualan menjadi 20 unit dari 17 unit 2012. Lembaga peneliti IHS Automotive memprediksi penjualan Lambo akan melesat jadi 44 unit pada 2018.
Porsi penjualan mobil premium di India di bawah 1 persen dari total pasar, jauh di bawah China, 7 persen. Namun, Boston Consulting Group memprediksi, meski perekonomian India melambat paa tahun lalu, masih ada potensi sekitar 164.000 warga bertsatus jutawan pada 2012. Itulah potensiu yang bisa digoda oeh Lambo!
"Ini kesempatan untuk menatap masa depan kami. Kami berharap, cepat atau lambat, khusus perpajakkan dan infrastruktur, akan menjadi lebih baik. Setelah itu, penjualan akan meningkat," tukas Winkelmann.
Penjualan mobil mewah di India, menurut LMC Automotive naik menjadi 41.339 unit pada 2018 dari perkiraan semuyla 16.524 unit pada tahun ini. Di China, penjualan mobil mewah diperkirakan naik menjadi 1,5 juta unit pada 2018 dari tahun ini 800.264 unit.
Dengan potensi ini, merek lain seperti Mercedes-Benz, Audi dan BMW terus berupaya memenangkan hati konsumen di India. Caranya, memboyong model-model baru, termasuk model subkompak atau lebih kecil.
Hasilnya, Audi mengaku penjualnnya naik 19 persen periode Januari-Agustus 2013. Mercedes, melesat 32 persen pada April-Juni 2013 berkat peluncuran subkompak A-Class.
Hasilnya, Audi mengaku penjualnnya naik 19 persen periode Januari-Agustus 2013. Mercedes, melesat 32 persen pada April-Juni 2013 berkat peluncuran subkompak A-Class.
0 komentar:
Posting Komentar