PSG (AFP/Boris Horvat)
Paris - Pemain legendaris Manchester United Eric Cantona menilai negaranya, Prancis, tak punya kultur sepakbola dan kurang memiliki gairah akan olahraga itu.
Liga Prancis kini mengalami peningkatan popularitas seiring besarnya investasi pemilik klub terhadap Paris Saint-Germain dan AS Monaco. Namun, kendatipun PSG dan Monaco mulai mencuri perhatian, tak banyak klub yang bisa menyaingi keduanya dalam bersaing memperebutkan gelar di kancah domestik.
Sudah begitu, Prancis juga dinilai tak memiliki derby-derby sengit antara klub-klub satu kota, membuat greget kompetisi itu kian berkurang.
"Ada enam klub di Rio de Janeiro, begitu juga di London. Di kota-kota besar lainnya seperti Roma, Barcelona, Milan, Madrid, Buenos Aires, Manchester, Istanbul, mereka punya setidaknya dua tim," ujar Cantona kepada L'Equipe dan dikutip Soccerway.
"Tapi di Prancis, kami tidak pernah bisa memiliki dua klub layak di Paris. Tidak hanya khusus di Paris. Prancis adalah satu-satunya negara di mana tidak ada dua klub top di satu kota yang sama."
"Saya membicarakan tentang liga top. Kami harus menghadapi fakta: Prancis tidak punya kultur sepakbola, tidak punya gairah untuk sepakbola. Itulah situasinya saat ini. Mungkin itu akan berubah," nilai pria 47 tahun tersebut.
Liga Prancis kini mengalami peningkatan popularitas seiring besarnya investasi pemilik klub terhadap Paris Saint-Germain dan AS Monaco. Namun, kendatipun PSG dan Monaco mulai mencuri perhatian, tak banyak klub yang bisa menyaingi keduanya dalam bersaing memperebutkan gelar di kancah domestik.
Sudah begitu, Prancis juga dinilai tak memiliki derby-derby sengit antara klub-klub satu kota, membuat greget kompetisi itu kian berkurang.
"Ada enam klub di Rio de Janeiro, begitu juga di London. Di kota-kota besar lainnya seperti Roma, Barcelona, Milan, Madrid, Buenos Aires, Manchester, Istanbul, mereka punya setidaknya dua tim," ujar Cantona kepada L'Equipe dan dikutip Soccerway.
"Tapi di Prancis, kami tidak pernah bisa memiliki dua klub layak di Paris. Tidak hanya khusus di Paris. Prancis adalah satu-satunya negara di mana tidak ada dua klub top di satu kota yang sama."
"Saya membicarakan tentang liga top. Kami harus menghadapi fakta: Prancis tidak punya kultur sepakbola, tidak punya gairah untuk sepakbola. Itulah situasinya saat ini. Mungkin itu akan berubah," nilai pria 47 tahun tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar