imo92 - Aktivitas padat seringkali dijadikan alasan untuk tidak berolahraga. Tak heran juga kalau obesitas makin menjamur. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), secara global ditemukan 1,4 milyar orang memiliki kelebihan berat badan.
Obesitas memang bukan fenomena yang terjadi dalam semalam. Ini terjadi karena penumpukan kalori pada tubuh yang seharusnya terbakar.
Sebagai contoh, pekerjaan di belakang meja membuat tubuh menyimpan rata-rata kelebihan 15-50 kalori per hari. Penumpukan kalori setiap hari tanpa diikuti olah fisik ini bertahap menyebabkan obesitas.
Penelitian dari PT Dynaforce International, distributor produk kesehatan Technogym Wellness dari Italia, di Indonesia banyak orang absen olahraga dengan alasan yang sama: sibuk bekerja.
"Di Jakarta saja, ada jutaan pegawai kantor yang menghabiskan 8 sampai 10 jam duduk di depan komputer mereka. Ini bisa memicu kelebihan berat badan," kata Shintya Anjani, General Manager PT Dynaforce International.
Sederhananya, duduk berlebihan dapat membunuh. Mau tahu efek lain duduk terlalu lama?
Sesaat setelah duduk
Aktivitas elektrik pada otot melambat, tingkat pembakaran kalori melambat satu kalori per menit. Bila duduk selama 24 jam, terjadi penurunan pembakaran kalori 40 persen yang bisa menyebakan diabetes.
Dua minggu
Bila tak mengubah gaya hidup ini, tubuh meningkatkan trigliserida (molekul lemak), kolesterol LDL alias kolesterol jahat, dan resistensi insulin. Ini berarti otot-otot Anda tidak menggunakan lemak yang meningkatkan kadar darah sehingga berisiko mengalami kenaikan berat badan. Dalam dua minggu, konsumsi oksigen menurun sehingga akan mempersulit Anda naik tangga dan berjalan.
Setelah satu tahun
Setelah setahun, efek jangka panjang dari duduk mulai terasa. Menurut studi dalam jurnal Nature, Anda akan mulai mengalami penambahan berat badan dan kenaikan kolesterol. Anda akan mulai kehilangan satu persen massa tulang bila duduk lebih dari 6 jam sehari.
Setelah 10-20 Tahun
Setelah satu-dua dekade, kualitas hidup akan menurun. Ini akibat risiko mengalami penyakit jantung meningkat sebesar 64 persen. Selain itu risiko kanker prostat atau kanker payudara meningkat 30 persen. (eh)
0 komentar:
Posting Komentar